
PROYEK REDD+ GERBANG BARITO, indonesia
-Martawi
Kepala Desa Batampang
Wildlife Works Indonesia memastikan transparansi penuh dalam proses FPIC tanpa manipulasi atau penyembunyian informasi, yang sangat penting bagi masyarakat.
1,500
COMMUNITY
PARTNERS

490,220
HECTARES OF
PEATLAND PROTECTED

~4
ENDANGERED
SPECIES PROTECTED

TBD
tCO2e EMISSIONS
AVOIDED PER YEAR

TINJAUAN PROYEK
Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim dan pelestarian keanekaragaman hayati. Proyek REDD+ Gerbang Barito di Kalimantan Tengah mendukung upaya ini dengan melindungi hutan gambut dan hutan dataran rendah tropis, habitat bagi spesies ikonik seperti orangutan Kalimantan, trenggiling Sunda, dan rangkong gading.
Proyek ini bertujuan untuk menurunkan deforestasi dan degradasi lahan gambut dengan memperkuat peran masyarakat dalam pengelolaan hutan dan berinvestasi dalam visi mereka terhadap masa depan yang berkelanjutan. Melalui kolaborasi antara Wildlife Works dan para pemangku kepentingan lokal, proyek ini diharapkan dapat mengatasi ancaman terhadap hutan yang berasal dari penebangan liar, kebakaran, dan kerusakan lahan gambut, untuk memastikan perlindungan ekosistem dan spesies yang berharga.
ANCAMAN TERHADAP HUTAN
Hutan di Kabupaten Barito Selatan menghadapi berbagai ancaman serius, termasuk:
-
Degradasi Lahan Gambut: Kerusakan ekosistem gambut mengurangi fungsi ekologisnya, termasuk fungsi penyimpanan karbon dan pengatur kualitas air. Di Kalimantan, hal ini menjadi penyebab utama penurunan populasi orangutan Kalimantan hingga 60% dalam 60 tahun terakhir (Ancrenaz et al., 2016).
-
Deforestasi: Penebangan liar dan konversi lahan menyebabkan hilangnya fragmentasi dan hilangnya habitat spesies kunci (termasuk orang utan dan beruang madu).
-
Perburuan Satwa Liar: Satwa liar, khususnya burung, sering ditangkap untuk dijual secara ilegal.
-
Kebakaran Hutan dan Lahan: Lahan gambut yang kering rentan terbakar, merusak habitat keanekaragaman hayati di dalamnya dan melepaskan emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar.
STRATEGI PROYEK
Proyek REDD+ Gerbang Barito menerapkan pendekatan konservasi berbasis lanskap dan multi-strategi:
-
Mengembangkan sumber penghidupan berkelanjutan bagi masyarakat lokal untuk mengurangi tekanan terhadap hutan.
-
Memperkuat tata kelola hutan melalui kolaborasi dengan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) sebagai mitra utama dalam konservasi.
-
Meningkatkan perlindungan hutan melalui patroli rutin dan pencegahan kebakaran.
-
Melakukan pemantauan keanekaragaman hayati dan restorasi lahan gambut.
Strategi ini dirancang untuk mencegah berkurangnya lahan hutan dan kerusakan gambut, melestarikan keanekaragaman hayati, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
DAMPAK








KEANEKARAGAMAN HAYATI
Menjaga kelangsungan hidup 33 spesies terancam punah, termasuk orangutan Kalimantan, trenggiling Sunda, dan rangkong gading.
PENINGKATAN KAPASITAS
Pelatihan bagi masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan berkelanjutan dan pemantauan keanekaragaman hayati, serta matapencaharian yang berkelanjutan.
INVESTASI AWAL PROYEK
TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Semua proyek Wildlife Works berkontribusi pada setidaknya 9 tujuan SDG yang ditetapkan oleh PBB untuk mengakhiri kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan melindungi planet pada tahun 2030.


MASYARAKAT
Masyarakat Batampang dan Batilap, yang mayoritas berasal dari Suku Dayak, memiliki hubungan budaya dan spiritual yang kuat dengan hutan. Sistem tata kelola mereka menggabungkan adat dan praktik modern, menjadikan mereka pemimpin utama dalam pengelolaan hutan berkelanjutan.
CERITA
MASYARAKAT
ARTIKEL 01
PESAN TENGAH MALAM
Kisah perumusan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga unit pengelolaan hutan desa dalam Proyek REDD+ Gerbang Barito.
Baca lebih lanjut
ARTIKEL 2
KILATAN JERUK
Pada tahun 2024, tim Wildlife Works Indonesia (WWI) merayakan momen yang menggembirakan saat kami menerima dua video satwa liar yang luar biasa dari seorang anggota masyarakat setempat.
Baca lebih lanjut

° Cebus kaapori
Ka'apor Capuchin Monkey
The critically endangered Ka’apor capuchin monkey is a small primate endemic to the Brazilian Amazon. Known for its agility and intelligence, it plays a vital role in the ecosystem by dispersing seeds, which helps regenerate forest areas. Unfortunately, this species is one of the world’s 25 most endangered primates, with its population declining due to deforestation and hunting. Its restricted habitat in Alto Turiaçu makes its conservation urgent to prevent extinction.

° Crax pinima
Belem Curassow
The Belem curassow, with its striking black plumage and white underparts, is one of the rarest birds in South America. It feeds on fruits, seeds, and small insects, contributing to forest regeneration through seed dispersal. However, habitat destruction and hunting have driven it to the brink of extinction, earning it a Critically Endangered status. Conservation efforts in Alto Turiaçu are essential to ensure its survival.

°Chiropotes satanas
Black Bearded Saki
With its long, bushy tail and distinctive black beard, the black bearded saki is a striking primate found in the Amazon. This highly social species lives in groups and feeds on seeds, fruits, and flowers, playing a crucial role in maintaining forest biodiversity. Listed as Endangered, it faces threats from habitat loss and hunting, highlighting the need for urgent conservation measures in the Alto Turiaçu region.

° Pteroglossus bitorquatus
Eastern Red-Necked Aracari
The Eastern red-necked aracari, a member of the toucan family, is easily recognized by its vibrant plumage and distinctive red neck. These birds are essential seed dispersers, aiding in forest regeneration. Habitat destruction has caused a significant decline in their population, and they are currently listed as Vulnerable. Protecting their habitat in Alto Turiaçu is critical to maintaining the ecological balance of the forest.
SATWA LIAR YANG DILINDUNGI
Kawasan proyek menjadi habitat bagi spesies kunci, termasuk:

Kawasan hutan Gerbang Barito terdiri dari lebih dari 19.000 hektar hutan hujan di wilayah Kalimantan Tengah, Kalimantan. Hutan rawa gambut yang luas di Kalimantan merupakan salah satu ekosistem terkaya karbon di Bumi.
Masyarakat Desa Batampang dan Batilap mendapatkan izin kelola hutan desa dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2017. Wilayah hutan kedua desa dalam proyek REDD+ Gerbang Barito didominasi oleh hutan rawa gambut.
Hutan rawa gambut memiliki peran penting dalam menyerap dan menyimpan karbon serta mengatur keseimbangan air. Ekosistem hutan rawa gambut mampu menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah lebih besar dibandingkan ekosistem hutan lainnya. Namun, ketika lahan gambut mengering dan terbakar, karbon dioksida inilah yang dilepaskan ke atmosfer.
Kawasan ini juga menjadi habitat bagi spesies tanaman kayu berharga seperti Ulin, Shorea dan Ramin, yang semakin langka akibat eksploitasi berlebihan.
